Siklon Tropis Dahlia Dan Kebencanaan Banten


Setelah reda pengaruh Siklon Tropis “Cempaka” muncullah sebuah Siklon Tropis baru di Samudera Hindia sebelah barat daya Pulau Jawa. Siklon tropis ini bernama “Dahlia”. Jika Siklon Tropis “ Cempaka” berpengaruh besar pada peristiwa kebencanaan di wilayah Jawa bagian tengah dan timur, kini giliran wilayah Jawa bagian barat yang nampaknya terdampak. Angin kencang dan gelombang tinggi terasa dampaknya di berbagai wilayah Banten dan Jawa Barat. Pepohonan dan baliho tumbang akibat angin kencang. Ombak yang besar merusak beberapa sarana dan prasarana pelabuhan dan bangunan dekat pantai.
Pertumbuhan siklon tropis dahlia sudah terdeteksi oleh BMKG melalui TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre) Jakarta sejak masih berupa area pusat tekanan rendah di samudera sebelah barat daya Lampung. Energi area pusat tekanan rendah ini terus menerus bertambah dengan semakin turunnya tekanan pada pusat sistem dan kondisi suhu muka laut yang hangat. Warning atau peringatan dini cuaca ekstrem juga telah dikeluarkan jauh hari sebelum area pusat tekanan rendah ini benar-benar menjadi siklon tropis.
Sebenarnya, pembentukan badai tropis ataupun area pusat tekanan udara rendah di Samudera Hindia sebelah selatan wilayah Indonesia saat musim hujan adalah suatu hal yang normal. Posisi semu matahari di sebelah selatan khatulistiwa mengakibatkan pemanasan maksimum yang mengakibatkan turunnya tekanan udara di wilayah tersebut. Akhirnya terbentuklah area-area pusat tekanan udara rendah dan jika mempunyai sumber energi yang cukup dapat membentuk siklon tropis.
Meskipun demikian, siklon tropis yang tumbuh di dekat wilayah Indonesia terbilang sangat jarang. Sejak TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre) Jakarta beroperasi pada 2007 , baru lima badai tropis yang tumbuh di wilayah yang menjadi tanggung jawab Jakarta TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre) Jakarta termasuk Badai Tropis “Dahlia” ini. Akibat dari dekatnya posisi siklon tropis yang dekat dengan wilayah Indonesia ini, dampaknya juga terlihat jelas. Terjadi peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang secara signifikan, intensitas curah hujan juga meningkat di bebrapa wilayah.
Siklon tropis di seluruh dunia memang sering kali menimbulkan kerusakan parah dan kebencanaan dengan skala besar . Ukurannya yang sangat besar disertai angin kencang dan banyaknya kumpulan awan di dalamnya, menjadikan siklon tropis menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilewati. Hujan deras dalam durasi yang lama dan disertai angin yang sangat kencang serta badai guntur merupakan dampak langsung dari siklon tropis. Akibatnya terjadi banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai. Pada tahun 2013, Siklon Tropis “Haiyan (Yolanda)” di Filpina menewaskan sekitar sepuluh ribu orang dan diperkirakan menimbulkan kerugian yang diperkirakan mencapai 2.86 Miliar dolar amerika.
Siklon Tropis “Dahlia” sebenarnya mempunyai kekuatan lebih besar dari pendahulunya Siklon Tropis “Cempaka”. Akan tetapi, posisi Siklon Tropis “Dahlia” terhadap daratan tak sedekat Siklon Tropis “Cempaka”. Sehingga dampaknya juga tak sehebat kerusakan yang ditimbulkan Siklon Tropis “Cempaka”.
Untuk wilyah Banten, pengaruh Siklon Tropis “Dahlia” terhadap kecepatan angin terlihat signifikan. Kecepatan angin maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Serang sebesar 36 Knots atau sekitar 67 km/jam pada tanggal 30/11/2017. Padahal, Stasiun Meteorologi Serang terletak di lokasi yang cukup jauh dari Siklon Tropis “Dahlia” yang bereada di Samudera Hindia selatan Pulau jawa.
Yang patut disyukuri adalah peristiwa kebencanaan yang terjadi akibat Siklon Tropis “Dahlia” tidak bertepatan dengan faktor pengontrol cuaca yang lain. Aktivitas Osilasi Madden Julian atau Madden-Julian Oscillation (MJO) yang awalnya di atas wilayah Banten bergerak ke arah timur. MJO merupakan variabilitas iklim berupa pergerakan massa udara di sekitar khatulistiwa yang berlangsung pendek dengan siklus 30-60 hari sekali. Jika MJO berada pada sebuah wilayah, pengaruhnya berupa peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Saat Siklon Tropis “Dahlia” terbentuk, MJO memang berada pada fase 4. Akan tetapi posisinya mendekati fase 5 yang berarti wilayah Indonesia bagian barat tapi tidak termasuk wilayah Banten.
Selain itu, kondisi global juga tidak terlihat adanya anomali yang mendukung.  Kondisi ENSO masih dalam kategori normal. Indian Ocean Index di wilayah Samudera Hindia masih dalam batas normal.
Dampaknya, curah hujan di wilayah Banten terpantau tidak meningkat secara tajam. Yang terlihat meningkat yaitu kecepatan angin yang sangat tinggi. Dari laporan berbagai pihak terlihat dampak kerusakan akibat kecepatan angin yang tinggi ini. Laporan robohnya pohon, rumah, papan reklame, hingga saluran listrik terjadi di berbagai tempat.
Karenanya, Badai Tropis “Dahlia” mengingatkan kita akan pentingnya kesiagaan dalam menghadapi peristiwa kebencanaan. Tinggal di wilayah dengan potensi bencana yang sangat beragam membuat kita tak boleh menurunkan tingkat kewaspadaan dan kesiagaan.
dimuat di harian Kabar Banten, 5-11-2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memutus Tradisi Di Awal Musim

Cuaca Ekstrem Yang Terabaikan