Di Balik Pesona Pantai Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat dengan panjang pantai sekitar 1000 km, baik
yang berbatasan dengan laut Jawa di bagian utara dan samudera Hindia di bagian
selatan, menyimpan banyak keindahan wisata pantai yang mempesona. Tak hanya
terkenal untuk wisatawan lokal, banyak pantai di Jawa Barat bahkan terkenal
hingga manca negara. Tak mengherankan musim liburan, pantai-pantai ini kerap
menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Di balik pesona keindahan pantai-pantai tersebut, ada peristiwa
memilukan yang hampir terjadi di setiap musim liburan. Kecelakaan laut yang seringkali
merenggut korban jiwa masih kerap terjadi di wilayah pantai Jawa Barat pada
musim liburan. Saat pengunjung di pantai meningkat, potensi terjadinya
kecelakaan laut nyatanya juga meningkat.
Saat libur akhir pekan yang bersambung dengan peringatan maulid
nabi kemarin, peristiwa kecelakaan laut kembali terjadi. Kali ini menimpa
seorang remaja asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Korban ditemukan tewas mengambang pada Senin (12/12)
atau satu hari setelah terseret ombak di perairan Karang Hawu, Cisolok,
Kabupaten Sukabumi. Korban diduga terseret arus dan dinyatakan hilang tenggelam
sejak hari Minggu (11/12) . Pada hari yang sama saat korban tenggelam, ada tiga
wisatawan lain yang tenggelam ditelan ombak kawasan objek wisata pantai Pelabuhan
Ratu. Akan tetapi ketiganya bisa diselamatkan oleh tim SAR gabungan.
Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika
(BMKG), ketinggian gelombang saat kejadian (11/12) memang termasuk tinggi.
Tinggi gelombang signifikan saat itu sekitar 2 meter dengan tinggi gelombang
maksimum bisa mencapai 3 meter di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Barat. Tingginya
gelombang laut ini dipicu adanya dua buah Area Pusat Tekanan Udara Rendah yang
berada di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa. Dengan adanya dua buah Area
Pusat Tekanan Udara Rendah ini kecepatan angin di perariran sekitar wilayah
Pelabuhan ratu juga meningkat. Kecepatan angin di Samudera Hindia sebelah
selatan Jawa Barat saat itu diperkirakan sekitar 20 knott. Kondisi angin yang
bertiup kencang dengan durasi lama inilah yang memicu terjadinya gelombang
tinggi.
Kondisi ini bisa lebih parah jika ditambah dengan pertumbuhan sel-sel
awan konvektif yang tinggi termasuk awan Cumulonimbus yang besar dan
berakibat pada bertambahnya kecepatan angin di wilayah tersebut. Dampaknya,
gelombang laut yang terjadi semakin bertambah tinggi. Pertumbuhan awan sekitar
wilayah Pelabuhan ratu terpantau tidak terlalu aktif pada pagi hari. Namun, pada
siang hari mulai terjadi pertumbuhan awan yang aktif. Sehingga gelombang laut
di siang hari bisa jadi semakin tinggi.
Selain kondisi gelombang laut yang tinggi, ada hal yang biasanya
kurang diwaspadai oleh wisatawan, yaitu rip current atau arus pecah atau
arus balik. Bentuk morfologi pantai di Jawa Barat termasuk Pelabuhan Ratu,
memungkinkan terbentuknya arus ini. Rip current terbentuk karena adanya gelombang
laut yang menghempas pantai yang selanjutnya menciptakan arus pantulan. Arus ini
menyusuri sejajar pantai kemudian berkumpul di satu titik yang selanjutnya bergerak
kembali ke laut dengan kecepatan tinggi. Arus yang bergerak cepat kembali ke
laut ini berpotensi menyeret wisatawan yang berenang di pantai menuju ke tengah
laut.
Dengan berbagai kondisi tersebut seharusnya peristiwa kecelakaan
laut di kawasan wisata Jawa Barat patut menjadi perhatian serius terutama bagi
wisatawan. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki musim liburan anak sekolah
serta natal dan tahun baru. Bersamaan dengan musim liburan tersebut, intensitas
musim hujan juga nampaknya semakin meningkat.
Pertumbuhan Area Pusat Tekanan Udara
Rendah di samudera Hindia sebelah selatan Jawa juga berpotensi meningkat.
Bahkan, tak hanya Area Pusat Tekanan Udara Rendah saja yang terbentuk. Badai
tropis atau siklon tropis yang kekuatannya jauh lebih besar dari Area Pusat
Tekanan Udara Rendah juga berpotensi terjadi. Dikutip dari laman web Tropical
Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG, radius rata-rata siklon tropis mencapai 150
hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai
suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar
di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Kecepatan
angin sebesar itu tentu saja berpotensi memicu terjadinya gelombang tinggi yang
bahkan bisa masuk dalam kategori ekstrem.
Karenanya, kesadaran masyarakat akan keselamatan aktivitas di
pantai perlu ditingkatkan. Sering kali himbauan dari fihak yang berwenang di
kawasan wisata pantai tidak dihiraukan. Padahal himbauan tersebut bukan hanya
sekedar lips service. Himbauan itu seharusnya menjadi perhatian bagi masyarakat atau wisatawan dan
wajib ditaati demi keselamatan bersama.
dimuat di harian Galamedia, 27 desember 2016
Komentar
Posting Komentar