Polusi udara, Antara Banten Dan Beijing

Setelah peristiwa ledakan Ledakan yang terjadi di  wilayah kerja  PT Dover Chemical, Kota Cilegon, Kamis (18/2/2016) lalu, sejumlah warga sekitar pabrik tersebut mengadukan PT Dover Chemical kepada Polres Cilegon. Sebagaimana diberitakan Harian Umum Banten Raya Edisi Sabtu, 27 Februari 2016, warga menilai perusahaan tersebut telah membuat warga sekitar resah dengan bau kimia yang masih menyengat. Harian ini juga pernah memberitakan tentang protes Ratusan warga Kampung Cimiung, Desa Beberan, Kecamatan Ciruas yang memblokir pintu gerbang PT Shiva Sakti Steel  pada Senin (18/1/2016). Warga mendirikan tenda di jalan tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap polusi yang dikeluarkan perusahaan pemroduksi baja ini.
Jika polusi udara menjadi parah, dampaknya ternyata tidak hanya bisa dirasakan oleh penduduk di wilayah sekitar pabrik saja. Di ibu kota Tiongkok, Beijing, otoritas setempat mengeluarkan peringatan bahaya merah akibat kabut asap polusi udara sebanyak dua kali di bulan desember 2015 lalu. Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa ini merupakan peringatan bahaya merah kabut asap pertama kali yang dikeluarkan oleh otoritas setempat sejak pemerintah menerapkan program tanggap darurat bencana akibat polusi udara mulai tahun 2013. Ada empat kategori peringatan dalam program tersebut dan merah merupakan peringkat tertinggi yang mengindikasikan terjadinya polusi udara tingkat berat. Jarak pandang di Beijing dan beberapa daerah sekitarnya kurang dari 1 km. Konsentrasi  PM2.5, materi partikulat yang lebih kecil dari 2.5 mikrometer yang digunakan untuk mengukur kualitas udara, di beberapa tempat melebihi 500 mikrogram per meter kubik. Padahal WHO merekomendasikan nilai PM 2.5 maksimum adalah 25 mikrogram per meter kubik !
Polusi udara yang parah ini ditengarai disebabkan oleh beberapa hal. Selain karena faktor industri di sekitar Beijing, faktor musim dingin juga sangat berperan. Musim dingin mengakibatkan penggunaan bahan bakar untuk penghangat semakin tinggi. Akibatnya, polusi dari alat penghangat ruangan tersebut juga meningkat. Selain itu, musim dingin menjadikan lapisan inversi yang terbentuk di atmosfer sulit pecah. Lapisan inversi inilah yang memerangkap polutan di lapisan bawah, menjadikan konsentrasinya tinggi. Lapisan ini biasanya pecah ketika terkena panas matahari. Akan tetapi datangnya musim dingin menjadikan lapisan ini sulit untuk pecah. Akibatnya, polusi pun semakin parah. Polutan yang dihasilkan oleh aktifitas penghangat ruangan, aktivitas produksi pabrik-pabrik, dll berkumpul dengan partikel uap air yang juga terperangkap lapisan inversi ini. Akibatnya muncullah istilah “smog” atau yang kita kenal dengan sebutan kabut asap.
Menurut wikipedia, istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun 1905 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress. Pada 26 Juli 1905, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini “He said it required no science to see that there was something produced in great cities which was not found in the country, and that was smoky fog, or what was known as ‘smog’. ” (Dr Henry Antoine Des Voeux menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang dihasilkan di kota besar tetapi tidak ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" (kabut bersifat asap), atau disebut juga dengan smog (kabut asap)).
Di Indonesia, istilah kabut asap identik dengan peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang hampir selalu terjadi pada setiap musim kemarau. Meski berbeda penyebab dengan kabut asap akibat industri, akan tetapi peristiwa kabut asap akibat karhutla bisa menjadi gambaran betapa besar dampak yang ditimbulkan polusi udara. Bahkan, polusi udara akibat industri bisa jadi berdampak lebih buruk jika dibanding akibat karhutla. Jika polusi udara akibat karhutla biasanya hilang ketika musim penghujan datang, maka polusi udara akibat industri masih bisa terjadi di musim penghujan. Pada saat musim hujan, polusi udara yang diakibatkan oleh industri bersenyawa dengan kelembaban di atmosfer membentuk senyawa yang bersifat asam. Senyawa ini turun bersama air hujan yang kemudian kita kenal dengan istilah hujan asam. Dampak hujan asam bagi lingkungan sangat besar. Kematian pada tanaman dan hewan, penyakit bagi manusia, cepat hancurnya struktur bangunan adalah beberapa dampak akibat hujan asam.
Polusi dan industri seolah menjadi dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Di satu sisi, polusi yang ditimbulkan akibat industrialisasi telah nyata bahayanya bagi alam dan kehidupan manusia. Sedangkan di sisi yang lain, peran industri telah terbukti menjadi penopang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Karenanya tidak mengherankan jika para pemangku kebijakan di daerah bahkan tingkat nasional berlomba – lomba memberi fasilitas untuk investor agar berinvestasi di bidang ini. Untuk wilayah Banten bahkan peran industri terutama industri manufaktur sangat besar. Tak heran jika kemudian sektor ini disebut sebagai "the leading economic sectors" karena perannya yang sangat membantu dalam proses pembangunan perekonomian di Banten.
Untuk itu, polusi udara di Beijing merupakan sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua. Seperti diketahui bersama, Tiongkok menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang begitu tinggi harus dibayar dengan kerusakan lingkungan yang juga tinggi. Karenanya, Banten membutuhkan sebuah formulasi yang tepat agar terjadi keseimbangan antara perkembangan industri dengan kelestarian lingkungan. Ini adalah pekerjaan rumah bagi kita semua terutama para pemangku kebijakan di provinsi paling barat di pulau Jawa ini. Apalagi, di saat ini dimana suhu pertarungan memperebutkan kursi gubernur Banten telah terasa memanas, tentunya kita berharap semoga para calon pemimpin Banten ini menjadikannya prioritas bagi program kerjanya. Jika tidak menjadi prioritas, bencana lingkungan ini nampaknya semakin nyata di depan mata.

dimuat di harian Banten raya, 3 Mar 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memutus Tradisi Di Awal Musim

Cuaca Ekstrem Yang Terabaikan